Selasa, 19 April 2011

Im Sorry
created by: Bieber Ann Potter
Character: Justin Bieber, Lily, Ann (female character), Chaz Somers, Ryan Buttler, Christian Beadles, Pattie Malette, Jeremy Bieber.
Rated: 15++

Chapter 1: Im Really a Bad Brother
...
notes: im sorry for u guys whos low than 15. sorry u cant read it.. haha.. hope you enjoyed it!

Justin POV
Cahaya matahari masuk melalui sela- sela tirai, langsung menerpa wajahku. Membuatku terbangun dari tidur yang tanpa mimpi. Jam menunjukkan pukul 08:00 dan hari ini adalah hari minggu. Mabuk semalaman dan menelan beberapa pil bukan ide yang bagus karena sekarang aku merasa pusing.
Telepon genggamku yang berada di meja bergetar, kulihat nama Chaz tertera di layar telepon genggamku.
“ hey, whats up, bro?” tanyaku.
“ free tonight?” tanya Chaz balik.
“ always free,” ucapku.
“ ok. Kita tunggu nanti malam di tempat biasa. Jessica punya barang baru. “ ucap Chaz.
“ ok. See u then” ucapku memutus percakapan singkat dengan Chaz.
Akhirnya ada yang mengajakku pergi malam ini. Pergi dari rumah yang sudah benar- benar seperti neraka. Setiap hari orang tuaku bertengkar. Mereka tidak peduli padaku dan adik- adikku. Adik- adikku hanya bisa memandang kedua orang tuaku dengan mata yang hampir mengeluarkan air mata, dan lari ke kamar. Sedangkan aku, yang mencoba melerai mereka, malah terkena pukulan tangan dad yang besar di rahangku. Aku sudah muak. Rasanya ingin kusingkirkan mereka berdua.
Aku turun ke dapur. Mencoba menemukan sesuatu yang dapat kumakan. Kulihat kedua adikku, Lily dan Ann sedang duduk- duduk di meja makan.
“ wake up huh, sleepy head?” sapa Lily. Earphone terpasar di telinganya dan dia sedang memakan sereal sementara Ann sedang membaca novelnya.
Lily dan Ann. Dua karakter yang berbeda tapi dapat selalu akur. Lily adalah anak yang keras kepala  cerewet, dan masa bodo pada beberapa hal. Tapi, jika melihat mom dan dad bertengkar, imagenya sebagai anak yang keras luntur. Menjadi anak lemah yang hanya bisa menangis.
Sedangkan Ann, dia anak yang pendiam namun kurasa lebih tegar dibandingkan Lily. Dia kutu buku dan yang paling dekat denganku. Entahlah, tapi dia begitu menyayangiku. Menganggapku adalah abang terbaik di seluruh dunia. Dan aku tidak bisa mewujudkan keinginannya.
Aku hanyalah seorang cowok brengsek yang sering pergi dan jarang kembali. Nilai sekolahku tak pernah ada karena aku tak pernah hadir. Senang pergi ke club, mengencani banyak gadis, pemabuk sekaligus pecandu. Benar- benar abang yang buruk.
Setelah selesai memakan setangkup roti dan menenggak langsung susu dari kotaknya, aku kembali ke kamar. Dan kudengar Lily menyindir.
“ dasar jorok. Tidak punya adab.”
Sesampainya di kamar, aku langsung menyambar handuk dan mandi. Aku membiarka air shower membasahi seluruh tubuhku. Merasakan air mengalir di wajahku. Mendinginkan kepalaku. Setelah itu, aku berpakaian, kaos hitam dan celana jeans. Tidak begitu buruk. Dan seseorang mengetuk pintu kamarku.
“ come in.” ucapku, dan Ann muncul dengan novel tergenggam di tangannya.
“ kau pergi lagi malam ini?” tanyanya.
“ tentu. Ada apa? Kau mau ikut?” tanyaku balik dengan pertanyaan yang jawabannya sudah pasti akan dijawab Ann demikian.
“ tidak. Hanya saja jika kau tidak pergi… aku ingin mengajakmu pergi ke.. mungkin menonton film atau… entahlah.” Ucapnya menunduk.
“ Ann…”
“ karena kurasa.. kita sudah sangat jarang melakukan berbagai hal bersama. Tapi kalau kau tidak bisa ya… tidak apa. Hanya saja… aku… aku rindu abangku.” Ucapnya langsung memelukku. Butuh beberapa detik untuk merespon pelukannya. Kemudian kuelus pundaknya. Dan dia duduk di kasurku.
Aku berpikir. Ah.. aku terlalu sibuk dengan diriku sendiri. Sampai melupakan adik yang selalu menyayangiku, adik yang selalu mengharapkanku menghabiskan waktu dengannya. Adik yang selalu menganggapku yang terbaik. “ kalau kau mau, kita bisa jalan siang ini.” Ucapku sambil tersenyum.
Ann mengangkat wajahnya dan memandangku. Namun tiba- tiba matanya beralih ke rak televisi di belakangku.
“ kau mabuk lagi ya, semalam?” tanyanya.
Kutengokan kepalaku ke belakang dan melihat sebotol bir yang masih setengah terisi. Aku hanya diam.
“ tidak sehat. Kau merusak dirimu sendiri.” Ucap Ann.
Lalu kualihkan pembicaraan. “ kau mau kemana? Mau nonton film, atau berjalan- jalan ke mall?” tanyaku.
“ bagaimana kalau menonton film. Ada film baru yang ingin kutonton.” Ucap Ann. Bibirnya menyunggingkan senyum.
“ bagaiman dengan Lily? Dia mau ikut?” tanyaku.
“Lily ada janji dengan pacarnya. “ jawab Ann.
“ yasudah, kau siap- siap sana.” Ucapku.
“ terima kasih Justin. Abangku yang baik” ucapnya dan dia mengecup pipiku sebelum pergi.
Dan untuk kesekian kalinya, aku merasa benar- benar abang yang buruk.
Pukul 11:00, kulihat Ann sudah siap dengan kaos biru dan jeans skinny hitam.
“ berangkat?” tanyaku, Ann mengangguk.
Kusambar kunci Range Roverku dan pergi dengan Ann.
Kami begitu menikmati siang itu. Kami menonton film hampir 3 jam, dan setelah itu kami mampir di Starbucks untuk sekedar minum kopi dan makan beberapa potong donat.
“ senadainya kau selalu melakukan hal ini denganku.” Ucap Ann.
“ maafkan aku…” ucapku merasa bersalah.
“ tidak apa. Aku puas…” ucap Ann sambil tersenyum dan menggigit donatnya.
Jam menunjukkan pukul 4 sore.
“ Ann, kurasa kita harus pulang sekarang. Aku ada janji.” Ucapku. Kami pun segera pulang.
###
Malamnya, aku bersiap pergi ke tempat biasa Chaz dan yang lainnya menunggu.
Aku menyambar kunci dan hendak keluar. Kulewati begitu saja mom dan dad yang sedang sibuk dengan urusan masing- masing. Lalu tiba- tiba dad berdiri.
“ kau mau kemana, Justin?” tanya dad. Aku tidak peduli dan terus melangkah.’ Kutanya, MAU KEMANA KAU, JUSTIN DREW BIEBER?” Tanya dad dan kali ini dengan intonasi yang meninggi.
“ sejak kapan kau peduli, Jeremy.” Ucapku menantang.
“ kau…”
Sebelum dad menyelesaikan kata- katanya, aku sudah melesat pergi. Range Roverku melaju kencang meninggalkan rumah. Yang kuinginkan saat ini hanya bersenang- senang.
Chaz, Ryan, dan Christian sudah menungguku. Tepatnya di depan sebuah rave.
“ lama sekali.” Ucap Ryan.
“ biasa. Ada gangguan. Jeremy mencegatku di pintu. “ ucapku. “ mana Jessica?”
“ dia didalam. Ayo masuk.” Ucap Chaz.
Kami memasuki rave dan mencari Jessica. Dia berada di pojok ruangan dengan rokok di tangannya dan seorang laki- laki memeluk pinggangnya.
“ hei, Nathan. Bisa pergi sebentar. Kami ada urusan dengan Jess.” Ucap Christian.
“ ok. Sampai nanti, Babe.” Ucap Nathan. “ kau datang juga, Biebs?” tanya Nathan sambil menyeringai padaku dan kemudian pergi.
“kau bawa barang yang kemarin kupesan kan?” tanya Chaz.
“ tentu saja. “ ucap Jessica seraya mengeluarkan sebuah plastic bersegel berisi beberapa butir pil. Estacy..
“ berapa semua?” tanya Chaz sambil menerima bungkus yang diberikan Jess.
“ $100 khusus untukmu. “ ucap Jess.
“ ini. “ Chaz memberikan uang kepada Jess dan kami pergi.
“ kita mau kemana lagi?” tanya Ryan.
“ kita ke club kemarin, kita bersenang- senang malam ini.” Ucap Christian. “ aku ingin bertemu cewek kemarin malam.” Ucapnya sambil tersenyum.
Lalu, seorang cewek datang . “ Justin.” Ucapnya. Itu adalah Jennifer.
“ hey, Jenny” ucapku seraya mencium pipinya. “ mau ikut? Kami akan ke club dekat mall.” Ucapku. Dia memegang pinggangku dan kemudian berkata, “ tentu saja, Biebs.”
Dan kami pun pergi ke club bersama. Disana Christian bertemu Cindy, cewek yang diincarnya kemarin. Dan mereka langsung berciuman malam itu. Sementara Chaz dan Ryan bersama pacar mereka. Kami minum sepuasnya dan menenggak beberapa butir Estacy yang diberikan Jess pada kami. Aku benar- benar merasa malam itu begitu indah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar